Jumat, 27 Februari 2009
GaMelan SeTan
Ning nong ning gung
Suara tetabuhan itu seolah akrab dengan telingaku, tapi entah darimana asalnya. Pada saat aku berkunjung ke rumah sepupuku Darminto di pedesaan yang cukup jauh dari jalan raya. Sudah lima hari ini aku tinggal di rumah Darminto yang sederhana, namun hangat dengan keramahannya, dan dia tinggal sendirian disana karena telah yatim piatu. Pekerjaannyapun hanyalah sebagai petani sederhana, meskipun penah tinggal dirumahku selama 3 tahun lamanya. Secara umum, desa tempat Darminto ini termasuk desa yang damai meskipun terkesan sangat apa adanya.
Tetapi, ada yang aneh semenjak aku datang kemari lima hari yang lalu. Setiap malam desa ini selalu langsung seperti desa mati. Nyaris tidak ada kehidupan dan entah mengapa penduduk selalu mengunci rapat-rapat pintunya dan hanya menghidupkan lampu tempel. Aku sendiri juga heran, mengapa Darmintopun melakukan hal yang sama, menutup pintu rapat-rapat setelah Maghrib dan hanya menghidupkan lampu tempel. Memang sudah lumrah jika desa Darminto ini belum dialiri listrik, namun mengapa hanya satu lampu saja yang dihidupkan, dan itupun hanya diruang tamu dan harus dimatikan pada saat tidur.
“To, kenapa desa ini setiap habis Maghrib seolah seperti desa mati?” tanyaku suatu pagi saat menikmati sarapan berupa nasi tiwul dan sayur lodeh pedas. Darminto yang tinggal sendiri karena belum menikah inipun hanya menggelengkan kepala.
Demi melihat Darminto yang demikian, aku makin penasaran dengan apa yang terjadi. Semua kejadian, lebih-lebih setelah dua malam terakhir aku selalu mendengar suara gamelan yang sayup-sayup terdengar.
“To, kamu itu bagaimana…wong aku ini sepupumu, masak kamu nggak mau ngasih tau apa yang terjadi didesa ini.” Aku semakin penasaran, sementara Darminto hanya menunduk sambil meneruskan makannya.
Aku sudah mencoba bertanya-tanya kepada penduduk pula, namun jawabannyapun sama…mereka seolah enggan menjawab, bahkan di airmuka mereka aku membaca kecemasan dan keresahan.
“Jangan, den…nanti saya dapat celaka.”
“Nyuwun ngapunten, saya tidak bisa cerita.”
“Maaf, saya harus kedesa sebelah”
“Jangan saya, mas..”
“Bukan waktu yang tepat Mas untuk cerita.”
Bahkan ada yang langsung masuk kerumahnya saat saya bertanya soal itu. Mengapa setiap habis Maghrib mereka langsung menutup pintu dan kenapa suara gamelan itu terdengar.
***
Ning nong ning gung
Ning nong ning gung
Suara gamelan itu lagi-lagi terdengar, terbawa hembusan angin. Padahal setahuku tidak ada warga desa yang mengadakan pesta apalagi pesta perkawinan. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun saat aku hendak beranjak keluar dari rumah, Darminto buru-buru mencegahku.
“Din, jangan keluar…nanti kamu bisa celaka.”
“Apanya yang celaka, To?” aku malah bertanya. Aku benar-benar dicengkam rasa penasaran, dan puncaknya pada malam kelima itu.
“Sudah, pokoke kamu jangan sekali-kali keluar.” Darminto berusaha mengalihkan pembicaraan.
Aku justru jengkel, karena setiap pertanyaanku selama tinggal disini selalu dibiarkan menggantung. Suara gamelan itu masih membahana, terbawa hembusan angin malam. Dan memang benar, bulu kudukku merinding, namun karena rasa penasaranku kian membuncah dan aku benar-benar harus tahu apa yang terjadi didesa ini, maka aku justru marah kepada Darminto.
“To, kenapa kamu selalu mengucapkan kalimat yang sama?” habis sudah kesabaranku.
Darminto hanya terdiam, namun demi melihat sikapnya aku justru makin marah.
“Setiap aku bertanya, kenapa suara gamelan itu ada. Mengapa kau malah melarangku? Aku juga berhak tahu apa yang terjadi?” kutumpahkan semua kekesalanku.
Darminto duduk diam, matanya menerawang kearah luar, meski jendelanya tertutup rapat. Suara kebogiro yang kudengar sayup-sayup itu rasanya kian keras, dan suasana malam kian menyeramkan karenanya.
“To, tolong jelaskan apa yang sebenarnya terjadi disini.” Aku mendesak Darminto agar segera menjelaskan. Sudah lelah aku mendapat jawaban yang sama setiap hari, bahkan pernah aku diusir dari rumah Pak Diran gara-gara menanyakan soal gamelan misterius tersebut.
Darminto masih diam seribu bahasa. Matanya seolah memelas menatap padaku. Aku mendekat pada Darminto dan berkata
“Sudahlah, To. Kalau kamu tidak mau bicara, biar aku sendiri yang cari jawabannya.” Aku sudah putus asa dan ingin jawaban segera. Suara gamelan itu masih terdengar, hingga menjelang dini hari. Aku tidak dapat tidur karena suara itu seolah menggelitik alam bawah sadarku.
Ini harus segera diselesaikan sebelum aku mati penasaran karenanya.
***
Aku menunggu saat malam kembali menjelang. Saat suara gamelan itu kembali berkumandang. Diam-diam aku keluar dari rumah Darminto tepat pukul 9 malam, kubuka pintu perlahan-lahan agar Darminto tidak terbangun. Aku sangat penasaran dengan suara gamelan yang melantunkan kebogiro itu, mengapa hampir setiap malam gamelan itu terdengar, semenjak aku datang ke kampung itu.
Aku berjalan berjingkat kearah luar rumah. Suasana terasa sangat mencekam, nyaris tidak ada penerangan dan hanya pijar lampu tempel yang berkerlap-kerlip disepanjang jalan kampung itu. Dan menurut Pak Jimbrong, sejak seminggu sebelum kedatanganku ke kampung ini suara-suara gamelan itu selalu terdengar seolah menjadi teror yang tak berujung bagi para penduduk yang sebelumnya hidup damai itu. Angin berhembus perlahan, membawa hawa dingin yang mencekam, sementara aku sendiri berusaha mempertajam pendengaran, kuingin tahu, darimana asal suara gamelan itu.
Langit tidak berbintang, kadangkala suara lolongan serigala membahana, seolah memerikan kengerian dan kesedihan. Aku sendiri sebenarnya merinding, takut, sekaligus penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi dikampung ini.
“Aku harus tahu darimana gamelan itu berasal.” Tekadku dalam hati demi mengalahkan rasa takut yang sebenarnya perlahan merajai jiwaku. Kututup pintu rumah Darminto dengan sangat berhati-hati. Senyap…tanpa kehidupan, bahkan suara jangkrikpun tak terdengar sama sekali. Aku condongkan badanku untuk mencari arah suaranya.
“Aha…itu dia!” seruku dalam hati. Takut jika Darminto terbangun. Suara hatiku mengatakan bahwa bunyi gamelan berasal dari bukit disebelah kampung. Kurapatkan jaketku dan dengan berlari kecil aku menuju Bukit yang oleh warga disebut Bukit Kalancaka. Semakin kudekati, suara gamelan itu seolah menjauh dan menjauh…Aku makin penasaran dengan hal tersebut. Namun, aku tetap mengikuti arah angin dimana suara kebogiro tadi berasal. Nada demi nada yang teralunpun sebenarnya indah, melambangkan prosesi agungnya suatu pernikahan adat Jawa. Akan tetapi, karena terdengar dimalam hari, sementara tak ada satu wargapun yang mengadakan perhelatan, serta kampung tadi termasuk jauh dari kampung tetangganya (yang memerlukan waktu 2 jam berjalan kaki), maka suasana angker itulah yang merajalela.
Kemungkinan waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam manakala aku tanpa terasa sudah sampai ke kaki bukit Kalancaka!
Bukit ini nampak angker dengan batu-batu cadasnya yang tersembul diantara rimbunnnya hutan. Kata penduduk setempat, tak seorangpun yang berani menginjakkan kaki ke bukit itu bahkan disiang hari.
“Lebih baik sampeyan jangan ke bukit Kalancaka, Mas.” Kata seorang petani tua mengingatkanku pada saat aku bertanya tentang bukit tadi. Terlihat angkuh sekaligus angker.
“Menurut orang sini, jika nekad kesana berarti celaka.” Kata Darminto, yang mana justru menerbitkan rasa penasaranku. Aku sendiri takkan percaya sebelum membuktikannya sendiri. Darminto yang dulu pernah tinggal ditempatkupun sangat paham dengan sikap keras kepalaku.
“Tapi ingat Din. Kami saja belum pernah kesana. Jadi tolong….” Darminto tak meneruskan kata-katanya. Aku bahkan sampai perang mulut dengannya karena keinginanku tadi, dan akhirnya aku pendam sendiri keinginan itu dalam-dalam menjadi sekam yang sewaktu-waktu bisa membakar lagi. Darminto nampak sangat ketakutan.
Kuperhatikan bukit Kalancaka yang sebenarnya sangat indah. Namun aku tidak begitu memperhatikannya karena lebih tertuju pada suara gamelan yang makin lama makin jelas.
Jantungku tiba-tiba berdetak dengan keras, saat langkahku makin mendekati sumber suara gamelan. Keringat dinginpun mulai bercucuran, gemetar, dan mataku yang berusaha meraba gelap.
Takut? Tentu! Tak terpungkiri
Cemas? Tidak kurang! Apa yang ada didepan sana?
Penasaran? Makin tebal!
Aku berusaha mematikan rasa takut dan cemas itu. Aku sudah bertekad untuk mengetahui apa yang terjadi dibukit Kalancaka ini! Sementara…
Ning nong ning gung
Ning nong ning gung
Suara itu kian membahana, membedah dan mengobrak-abrik sanubariku. Sebenarnya apa yang terjadi? Langkahku makin mendekati sumber suara, seolah terjadi suatu keramaian yang luar biasa. Tiba-tiba aku mendengar suara-suara manusia yang mendekat. Bergegas aku bersembunyi dibalik semak belukar. Sementara langkah-langkah kaki manusia tadi semakin jelas. Ternyata mereka adalah sosok seperti manusia yang memakai busana seolah hendak kepesta perkawinan. Ada empat orang yang masing-masing membawa seperti bungkusan. Entah apa isinya. Aku sendiri berusaha makin mendekat, seiring dengan suara gamelan yang seolah mengejekku untuk segera menemukan dirinya. Kubuntuti keempat orang yang semuanya laki-laki itu hingga harus menapaki terjalnya jalan bukit yang hanya berupa jalan tikus berbatu.
Suara gamelan itu kian membiusku…aku terus berjalan hingga disuatu titik, tepatnya disebuat tempat lapang yang terdiri dari padang rumput, aku melihat sudah begitu banyak orang disana. Mereka melihatku, namun seolah tidak memperdulikanku. Sementara suara gamelan itu semakin mendekat.
Saat aku menoleh kearah kerumunan, aku melihat sekelompok orang yang memainkan gamelan. Namun yang aneh! Hampir semuanya berwajah mengerikan! Aku nyaris saja berteriak kalau tidak ingat dengan apa pesan Kakekku sebelum pergi. “Jika engkau hendak pergi ke suatu tempat yang tak dikenal, janganlah bersuara.” Sebagian besar pemainnya mirip tuyul, dengan bibirnya yang terbalik. Ada yang memegang gong, kempul, bonang, kenong, gender, peking, slenthem, bahkan rebab juga. Semuanya memainkan tembang kebogiro yang makin kuhafal nadanya.
Tiba-tiba terdengar suara dalam bahasa Jawa yang kurang lebih berbunyi :
“Rombongan pengantin telah tiba.”
Aku sekejap menoleh, sudah ada rombongan besar pengantin dengan busana jawa yang lengkap. Sang pengantin perempuan memakai pakaian solo basahan yang anggun dengan bunga melati lengkap menghiasi sanggulnya serta cundhuk mentul yang mempermanis penampilannya. Tetapi pada saat aku melihat pengantin prianya. Aku seketika terhenyak! Jantungku serasa hendak lepas dari pembuluh besar pernafasanku.
Darminto! Tidak! Tidak mungkin! Jangan dia!
Pengantin pria tadi berwajah mirip Darminto, namun dia pucat, tatapannya kosong. Sekilas dia menatap kearahku, kosong dan sedih. Itu yang aku tangkap dari tatapan Darminto. Tidak mungkin! Wajahnya seperti Darminto!
Aku bergegas berlari meninggalkan arak-arakan pengantin tadi. Namun suara gamelan itu seolah terus mengejarku, tanpa peduli aku berlari kearah mana. Kuturuni bukit Kalancaka hingga berguling-guling. Aku terluka, tapi aku terus saja berlari. Kutoleh belakang, arak-arakan pengantin itu seperti mengejarku. Wajah mereka terlihat berdarah-darah dan matanya yang keluar, bahkan ada yang menjelma menjadi sosok kuntilanak yang terus mengejar kemanapun aku lari. Arak-arakan itu semakin ketat menempel dibelakangku seolah hendak menerkamku, aku semakin ketakutan, nafasku kian tersengal-sengal. Suara gamelan kebogiro itu tiba-tiba berimbalan dengan suara lolong serigala dan cekikikan yang sangat meloloskan sukma. Aku terus berlari, berlari dan terus berlari hingga tiba-tiba aku tersandung batu, dan terhempas ke jurang yang dalam. Aku hanya bisa terpekik…
Aaaaaaaaa……………
Badanku melayang seolah layangan yang lepas, tak berdaya
***
“Nak, bangun!” sebentuk suara membangunkanku.
Aku terhenyak ketika sepasang tangan mengguncang-guncang tubuhku. Aku seolah terbangun dari mimpi, ketika kulihat Pak Jimbrong yang membangunkanku. Badanku terasa sakit-sakit. Aku ternyata tergeletak di tegalan.
“Kenapa tidur disitu Nak?" tanya Pak Jimbrong. Aku berusaha bangun, namun sakit sekali sehingga dia memapahku.
Aku tersadar kalau masih ada di kaki bukit Kalancaka. Pak Jimbrong masih terus memapahku hingga sampai di sebuah dangau. Kami berduapun duduk disana, sementara aku masih teringat soal tadi malam. Dimana aku melihat arak-arakan pengantin, yang mana pengantin prianya adalah Darminto, dan aku berlari menghindari kejaran para anggota arak-arakan hingga aku terjatuh ke dalam jurang yang ternyata adalah tegalan sawah yang masih basah.
Pak Jimbrong tiba-tiba memapahku keluar dari dangau. "Din, kamu harus cepat-cepat pulang ke rumah Darminto!" "Kenapa Pak?" aku justru malah bingung dengan sikapnya.Seperti ketakutan, Pak Jimbrong tanpa bicara lagi langsung mengajakku ke rumah. Sesampainya disana, sudah banyak orang berkumpul di rumah Darminto. Ada yang melafalkan ayat-ayat suci, namun ada juga yang terheran-heran...aku bergegas masuk kedalam rumah meski kakiku terpincang-pincang. Perasaanku mulai berkata bila ada sesuatu yang terjadi pada diri Darminto. "Oh, Jangan...jangan Tuhan! Jangan dia!" aku semakin cemas. Kutakpedulikan lagi orang-orang yang duduk bersila sambil menghadap sesuatu yang ditutupi kain batik. Aku tidak sabar lagi untuk membuka kain penutup jenazah itu demi melihat...."DARMINTOOO!!!!!!" aku berteriak sejadi-jadinya.Dihadapanku kini terpampang jasad Darminto yang membelalak dengan tangan sedikit mengangkat keatas. Kaku dan tidak bisa digerakkan lagi. Mulutnya juga terbelalak, sementara orang-orang banyak yang berbisik-bisik mengenai sebab kematiannya. Aku menangis sejadi-jadinya. Apa ini yang kutemui di bukit Kalancaka? Kenapa Darminto sampai jadi korban?Apa yang dia lakukan sehingga nyawanya hilang begitu saja?Apakah dia meminta pesugihan disana?Apakah gamelan gaib itu menjadi pertanda akan adanya kematian? Entahlah....Aku bingung....tiba-tiba telingaku mendengar suara lirih gamelan itu lagi seolah mengantar kepergian Darminto. Aku limbung....dan dunia menjadi gelap...
Ning nong ning gung
Ning nong ning gung
Rabu, 25 Februari 2009
Rabu, 18 Februari 2009
macam2 kecerdasan manusia
Macam-macam kecerdasan manusia
Setiap manusia dibekali potensi masing-masing. Dan akan saling melengkapi dalam kehidupannya. Dalam perkembangan keilmuan terakhir menemukan bahwa kecerdasan yang harus kita miliki ternyata sangat banyak. Howard Gardner, penulis buku Frames of Mind, The Story of Multiple Intelegences, merangkumnya menjadi 10. Apa saja macam-macam kecerdasan yang harus dimiliki manusia?
1. Kecerdasan bahasaKecerdasan ini meliputi keahlian komunikasi secara lisan dan tulisan. Termasuk keahlian untuk mengekspresikan diri dan mengingat informasi. Penulis, penyair atau pengacara biasanya punya kecerdasan yang tinggi
2. Kecerdasan logika
Kecerdasan untuk menganalisa dan menggunakan perhitungan matematika. Profesi sebagai peneliti pastinya harus punya kecerdasan ini.
3. Kecerdasan musik
Meliputi keahlian mengapresiasi musik dengan baik, termasuk soal komposisi musik dan penampilan bermusik. Kecerdasan ini hampir sama dengan kecerdasan bahasa.
4. Kecerdasan kinestetik
Mencakup kemampuan menggerakkan dan menggunakan seluruh anggota tubuh sekaligus mengkoordinasikannya sesuai keinginan.
5. Kecerdasan ruang
Keahlian mengenali wilayah dan perbatasannya
6. Kecerdasan interpersonal
Kemampuan untuk memahami orang lain. Kecerdasan ini diperlukan untuk bisa bekerja sama secara efektif dengan orang lain. Profesi guru, konsultan atau pemimpin agama atau politik butuh kecerdasan yang tinggi di bidang ini.
7. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan untuk memahami diri sendiri, termasuk menghargai diri sendiri.
8. Kecerdasan alam
Kecerdasan untuk menjaga dan mencintai lingkungan
Rabu, 11 Februari 2009
globalisasi
Pengaruh Handpone
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Dunia informasi saat ini seakan tak bisa terlepas dari teknologi. Konsumsi masyarakat akan teknologi menjadikan dunia teknologi semakin lama semakin canggih komunikasi yang dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaiannya kini dengan teknologi segalanya menjadi sangat dekat dan tanpa jarak.
Salah satu teknologi yang saat ini sedang trend dan digemari masyarakat Indonesia adalah Handphone ( HP ). Saat ini handphone bukanlah suatu hal yang dianggap mewah atau langka lagi. Handphone sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Dari kalangan bawah sampai kalangan atas sudah menggunakan handphone. Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur Handphone juga diberikan sebagai penunjang majunya teknologi. Handphone yang awalnya hanya sekedar digunakan sebagai telpon dan SMS saja. Namun dengan semakin berkembangnya teknologi, sehingga perangkat Handphone semakin lengkap muali dari Game, Mp3, Kamera, Radio, dan koneksi Internet. Bahkan sekarang muncul teknologi baru untuk melengkapi komponen yaitu 3G. Dimana generasi ini telah merambah ke layanan internet secara Wireless. Teknologi ini telah merambah ke akses secara permanent Web, Video interaktif, dengan kualitas suara yang sangat baik sekualitas CD Audio Player hingga ke teknologi kamera video yang diintegrasikan dalam telepon seluller.
Banyak funsi yang bisa kita lakukan dengan mempunyai Handphone, diantaranya digunakan untuk menyimpan informasi, membuat daftar pekerjaan atau perencanaan pekerjaan, mencatat appointment ( janji pertemuan ) dan dapat disertakan reminder ( pengingat waktu ), kalkulator untuk perhitungan dasar sederhana, mengirim dan menerima email, mencari informasi ( berita, hiburan, dan informasi lain ) dari internet, Integrasi ke peralatan lain seperti PDA, Mp3 player, dan GPS ( Global Positioning System ). Dengan lengkapnya fumsi Handphone ini menjadikan manusia menjadi Individual, karena informasi tidak lagi dibutuhkan oleh individu lain, melainkan bisa didapat dari Handphone yang ia punya, hal ini yang mengakibatkan individu semakin menjauh dari lingkungan social. Karena mereka merasa semua bisa dilakukan dengan menggunakan Handphone tanpa kerjasama atau bantuan orang lain.
1.2 Rumusan Masalah.
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa defenisi dari Handphone ( HP ) ?
2. Apa defenisi dari lingkungan sosial ?
3. Apa pengaruh Handphone terhadap individu dari lingkungan social ?
1.3 Tujuan.
1. Mengetahui perkembangan Handphone.
2. Mengetahui apa arti lingkungan sosial.
3. Mengetahui pengaruh Handphone terhadap individu dan lingkungan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Handphone.
Telepon genggam atau Handphone adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvesional namun dapat dibawa keman-mana ( portable ) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ).
Generasi pertama system selular Analog yaitu AMPS ( Advance Mobile Phone Service ). Versi dari AMPS dikenal sebagai Narrowband Advance Mobile Phone Service ( NAMPS ) yang menggabungkan teknologi digital, sehingga system ini dapat digunakan untuk membawa tiga kali lebih besar kapasitas pada setiap panggilan versinya. Pada tahun 1981 muncul NMT ( Nordic Mobile Telephone System ). Pada tahun 1982 muncullah GSM ( Global System For Mobile Communination ). Pada tahun 1990 jaringan Amerika Utara bergabung membentuk standarisasi IS-54B dimana standarisasi ini adalah yang pertama kali menggunakan dual mode seluler berdasarkan teknik penyebaran spectrum untuk meningkatkan kapasitas yang disebut IS-95. Dengan menggunakan protocol AMPS sebagai defaultnya, akan tetapi mempunyai cara kerja SEC. Normal yang berbeda dengan analaog selular serta lebih canggih disbanding IS-54. Pada awalnya disebutkan bahwa yang menggunakan teknologi sistem Code Division Multiple Access ( CDMA ) secara digital akan meningkatkan kapasitas hingga 10 sampai 20 kali pada sistem selularnya. Meskipun konsep tersebut mengedankan hal inilah yang menjadikan sistem berdasarkan CDMA menjadi metode transmisi pilihan pada pemasangan-pemasangan baru di atas sistem CDMA. Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu GSM dan CDMA tetapi sekarang ada era generasi baru Handphone yaitu era generasi ke-3 ( 3G ). Dimana generasi ini telah merambah ke layanan internet secara wireless.
2.2 Arti Lingkungan Sosial.
Sebagai makhluk social, manusia tidak pernah bisa hidup seorang diri. Dimanapun dan bilamana pun, manusia senantiasa memerlukan kerjasama dengan orang lain. Manusia membentuk pengelompokan sosial diantara sesame dalam upayanya mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan. Dalam suatu kehidupan sosial, manusia juga memerlukan organisasi, yaitu suatu jaringan interaksi social antar sesama untuk menjamin ketertiban social, seperti keluarga, kelompok masyarakat dan lain-lain. Lingkungan sosial merupakan tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antara anggota atau kelompok masyarakat beserta pranatanya dengan symbol dan nilai serta norma yang sudah mapan, serta terkait dengan lingkungan alam dan lingkungan buatan.
Brbagai persoalan lingkungan sosial yang sedang berkembang saat ini, antara lain :
• Berkembangnya konflik dan friksi sosial yang disebabkan oleh berbagai hal.
• Ketidakmerataan akses sosial dan ekonomi.
• Meningkatnya ketimpangan atau kesenjangan akses pengelolaan sumber daya.
• Ketimpangan dan kesenjangan akses pengelolaan sumber daya.
• Meningkatnya gaya hidup.
• Perubahan dinamika penduduk.
• Lemahnya kontrol sosial, dll.
2.3 Pengaruh Handphone Terhadap Individu Yang Dapat Menjauhkan Diri Dari Lingkungan Sosial.
Manusia yang dulu merupakan mekhluk sosial yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Dan tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain kini berubah menjadi manusia individual yang lebih mengutamakan kebutuhannya sendiri. Karena dengan adanya Handphone mereka bisa mendapatkan informasi tanpa harus menemui teman atau nara sumber.
Kebutuhan manusia sebenarnya cukup banyak tapi kebutuhan yang sangat mendasar yaitu kebutuhan material dan sosial. Selain kebutuhan pokok yang bersifat material, kebuthan pokok lain yang tidak kalah penting adalah kebutuhan sosial hidup bersama. Kebutuhan sosial yang dimaksud disini bukan hanya sekedar bisa hidup bersama orang lain, melainkan juga bersama tuntutannya, agar tetap bersama itu berlangsung secara indah dan menyenangkan. Manusia adalah makhluk sosial yang mutlak membutuhkan kebersamaan sama lain. Hal-hal yang sangat esensial dalam kebersamaan adalah cinta, perhatian, kasih saying, kesabaran, kerelaan berkorban, kesetiaan, mau berbagi suka dan duka, kepercayaan, penerimaan apa adanya, kejujuran berlaku adil, terbuka, rela menderita demi sesame, dan sebagainya. Hal inilah yang mulai pudar sejak dimunculkannya Handphone. Contohnya kalau dulu pada hari lebaran orang berbondong-bondong silahturahmi ke keluarga masing-masing, tapi dengan adanya Handphone kebanyakan orang minta maaf lewat Handphone. Karena dengan menyampaikan lewat Handphone mereka menganggap bahwa rasa minta maaf itu sudah tersampaikan. Hanya dengan beberapa detik saja pesan yang dikirim lanhsung diterima, dengan dasr itu masyarakat mulai menganggap bahwa dunia bisa dijanhkau dengan sebuah Handphone. Sehingga untuk berkomunikasi dengan orang lain sekarang tidak harus selalu bertemu. Hal ini yang sering atau sedikit banyak membuat orang jadi individualistic, dimana komunikasi dirasakan sudah cukup dengan SMS ataupun telepon langsung.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan.
Dari pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Salah satu teknologi yang saat ini sedang trend dan digemari masyarakat Indonesia adalah Handphone. Handphone sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur Handphone juga diberikan sebagai penunujang majunya teknologi.
2. Banyak fungsi yang bisa kita lakukan dengan mempunyai Handphone diantaranya digunakan untuk menyimpan informasi, membuat daftar pekerjaan atau perencanaan pekerjaan, mencatat appointment ( janji pertemuan ) dan dapat disertakan Rminder ( pengingat waktu ), kalkulator untuk perhitungan dasar sederhana, mengirim dan menerima email, mencari informasi dari internet, integrasi ke peralatan lain seperti PDA, Mp3 player, dan GPS.
3. Telepon genggam atau Handphone adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvesional namun dapat dibawa kemana-mana ( portable ) atau tidak perlu disambung dengan jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ).
4. Berbagai persoalan lingkungan sosial yang sedang berkembang saat ini adalah dengan berkembangnya konflik dan friksi sosial yang disebabkan oleh berbagai hal, ketidakmerataan akses sosila dan ekonomi, meningkatnya ketimpangan atau kesenjangan akses pengelolaan sumber daya, ketimpangan dan kesenjangan akses pengelolaan sumber daya, meningkatnya gaya hidup, perubahan dinamika penduduk, lemahnya control sosial.
5. Kebutuhan manusia sebenarnya cukup banyak tapi kebutuhan yang sangat mendasar yaitu kebutuhan material dan kebutuha sosial. Selain kebuthan pokok yang bersifat material, kebutuhan pokok lain tidak kalah penting adalah kebutuhan sosial hidup bersama.
6. kehidupan sosial yang dimaksud disini bukan hanya sekedar bisa hidup bersama orang lain, melinkan juga bersama tuntutannya, agar hidup bersama itu berlangsung secara indah dan menyenangkan.
7. Manusia adalah makhluk sosial yang mutlak membutuhkan kebersamaan atau lebih tepat hidup saling ketergantungan satu sama lain.
Globalisasi
Filed under: ARTIKEL
PENGARUH INTERNET
BAGI REMAJA
Komputer merupakan salah satu media elektronik yang sangat canggih. Di komputer terdapat program internet. Karena dengan komputer program internet tersebut dapat dioperasikan. Bahkan hampir semua orang menggunakan komputer sebagai sarana mengoperasikan program internet.
Internet juga tidak kalah canggihnya dengan sarananya itu sendiri. Akhir-akhir ini justru internetlah yang lebih berkembang. Berjuta orang menggunakan internet untuk berbagai keperluannya, mulai keperluan pribadi, organisasi, sampai keperluan dinas, karena dinilai ineternet ini lebih praktis. Di negara kita tercinta ini sudah mulai banyak sekolah-sekolah yang memamfaatkan internet sebagai sarana penting dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan semakin banyaknya pengguna internet lebih-lebih dalam penggunaan word wide web dan e mail, mereka semakin menyatu dengan program canggih itu. Bagi mereka internet sudah termasuk bagian kehidupannya,seperti mereka bergaul akrab dengan pakaian mereka.
Banyak manfaat yang mereka peroleh dari internet, terutama dalam proses komunikasi dan penggalian informasi, namun tidak sedikit yang menyalahgunakan penggunaan internet itu. Tidak sedikit remaja yang bejat moralnya, malas belajar karena hampir semua waktunya untuk keperluan hura-hura melalui internet. Lebih-lebih remaja atau pelajar yang tanpa malu atau takut membuka situs-situs porno. Mereka semua selalu menyampaikan berbagai alasan bila ditanya. Misalnya mereka semua mempunyai rasa keingin tahuan yang tinggi dan rasa ingin coba- coba. Selain itu mereka juga terpengaruh oleh omongan-omongan para orang dewasa. Semua hal itu berdampak buruk bagi diri mereka semua maupun orang lain yang berada di dekat mereka. Mereka yang sekilas saja menyaksikan hal-hal porno akan terus menerus menyaksikannya karena mereka ketagihan. Tak lama kemudian sifat mereka akan berubah lebih buruk dan mereka semua akan terlibat dalam pergaulan bebas. Dan bagi mereka yang berada di sekitar orang-orang yang terlibat dengan hal itu akan mengalami kerugian pula. Mereka akan khawatir atau merasa resah dengan adanya orang-orang yang berbudi pekerti buruk seperti itu berada di dekat mereka. Sehingga hidup mereka tidak tenang karena bertetangga dengan orang bejat.
Di balik semua dampak buruk yang timbul karena media internet, juga banyak dampak negatif yang di timbulkan media internet. Misalnya sebagai sumber informasi, media komunikasi, e-commerce, media promosi, pengisian dan query data.
Internet sebagai sumber menggali infomasi. Melalui internet, kita dapat mengakses infomasi globa baik pada lembaga internasional seperti FAO, USDA, IMF maupun lembaga nasional seperti BPS, LIPI dan Universitas. Barangkali infomasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan internasional, nasional, maupun lokal yang berisi produk-produk mereka.
Internet sebagai media komunikasi. Melalui internet dapat dilakukan komunikasi baik antar individu maupun antar organisasi melalui fasilitas seperti e mail, fax, chatting dan teleconference.
Internet sebagai e-commerce. Perdagangan melalui internet menjadi trend yang mengglobal. Banyak perusahaan- perusahaan baru muncul dengan berbasis internet. Perusahaan Amazon.com yang bergerak dalam penjualan buku online disebut juga sebagai toko buku maya adalah salah satu contoh perusahaan yang baru muncul yang sukses memasarkan produk- produk mereka melalui internet.
Internet merupakan sarana promosi. Internet membantu suatu daerah supaya dapat melakukan promosi tentang potensi daerah baik kepada calon investor ataupun perusahaan yang akan membeli produk dari perusahaan lainnya.
Internet sebagai alat pengisian data dan query data. Selain media promasi proyek LUDM memanfaatkan teknologi internet untuk pengiriman data isian formulir sp1a, sp1b dan seterusnya maupun untuk query data oleh bagian yang diberi wewenang untuk mengakses data tersebut.
Banyak manfaat - manfaat yang dapat diambil dari internet. Tapi itu semua tergantung oleh orang - orang atau perusahaan - perusahaan yang memanfaatkan media internet. Bila internet itu disalahgunakan dalam pemanfaatannya, maka akan timbul dampak negatif yang tidak diinginkan.
Menurut data yang saya peroleh, para remaja dan pemuda di Tiongkok dengan internet dapat memperluas cakrawala dan menambah pengetahuan umu mereka semua. Tetapi seperti halnya di negara kita, informasi yang tidak senonoh atau tidak baik juga terjadi di sana. Itu juga memberi dampak negatif bagi mereka karena dapat mempengaruhi perkembangan perilaku mereka. Namun hal itu sudah terlambat karena tak beda jauh dengan di ngara kita bahwa sebagian dari mereka hanyut dalam dunia khayalan pada jaringan internet.
Berbagai kalangan masyarakat dewasa dan pemerintah di Tiongkok khawatir dengan pengaruh internet di sana ( Tiongkok ). Dan kalangan masyarakat dewasa serta pemerintah berusaha mencari solusi untuk menghindari dampak- dampak negatif yang tidak diinginkan terjadi. Usaha- usaha yang mereka lakukan misalnya memperbaiki atau memperketat pengelolaan warnet- warnet komersial yang ada di Tiongkok. Dan dengan jelas serta tegas menetapkan bahwa warung internet komersial harus melarang masuknya atau menyeleksi orang- orang yang akan ke warung internet tersebut. Orang yang belum dewasa dilarang masuk ke warung internet tersebut. Orang- orang yang belum dewasa adalah orang- orang yang usianya belum mencapai 18 tahun. Penetapan tersebut harus di patuhi. Para remaja dan pemuda di sana dilarang karena anak yang hanyut dalam dunia khayalan internet akan mengganggu belajar dan itu sangat menyesalkan di akhir- akhir.
Menurut saya peraturan di Tiongkok ada dampak positif dan ada dampak negatifnya. Dampak positifnya misalnya para remaja dan pemuda di Tiongkok tidak terpengaruh hal- hal yang bisa merusak akal pikirannya serta hal- hal yang dapat mengganggu belajarnya. Sedangkan dampak negatifnya misalnya adalah jika para pelajar membutuhkan media internet untuk mendapatkan literatur mungkin mereka akan sedikit kesulitan karena mereka belum memiliki KTP karena mereka masih dibawah umur 18 tahun.
Akhirnya dalam tulisan yang sangat sederhana ini penulis berharap agar para remaja dapat memanfaatkan media internet secara maksimal dalam peningkatan kualitas diri sekaligus peningkatan sumber daya manusia seutuhnya sebagai generasi penerus bangsa. Sebaliknya jangan sekali-kali menyalahgunakan penggunaan internet yang dapat merusak moral remaja sehingga kita dapat meneruskan cita-cita proklamasi bangsa Indonesia yang telah dikumandangkan pertama kali oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.